Langsung ke konten utama

PERSONAL DEVELOPMENT


PERSONAL DEVELOPMENT
Materi Diklat Teknis
Excellent Frontline Services 
Di lingkungan Pemerintah Kota Blitar
 
Disusun oleh:
IMAN ISKANDAR
(Widyaiswara Muda)

A.   Pengertian Personal Development (Pengembangan diri)

Pengembangan diri adalah “Individu-individu yang mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan oleh diri mereka sendiri”.


B.   Bidang Pengembangan diri

Pengembangan diri kita sebagai pekerja berdasarkan pada visi dan misi kita sebagai pekerja, serta peran yang akan kita mainkan di tempat kerja. Karena itu, sebelum kita mengambil langkah-langkah untuk mengembangkan diri, kita terlebih dahulu menetapkan visi dan misi kita sebagai pekerja, serta peran yang akan kita mainkan di tempat kerja. Visi kita sebagai pekerja, misalnya “menjadi pekerja yang dapat dipercaya dan diandalkan.” Berdasarkan visi itu, kita menetapkan misi kita sebagai pekerja, misalnya, “memberi sumbangan optimal kepada lembaga tempat kita bekerja dengan cara bekerja baik dan mendatangkan hasil kerja yang bermutu.” Dengan visi dan misi seperti itu, kita berperan di tempat kerja.
Berbekal visi, misi, dan peran itulah kita mengembangkan diri. Bidang yang kita kembangkan yaitu:

1.    Integritas diri
Integritas diri adalah sikap yang melekat pada diri kita yang membuat
kita mampu tampil dan bekerja secara utuh, tak terpecah antara lahir
dan batin, antara kata-kata dan perbuatan, antara prinsip dan tindakan, antara cita-cita dan kenyataan. Integritas kita capai dengan mengambil prinsip-prinsip hidup yang benar, kita yakini dan kita resapkan ke dalam diri, lalu kita usahankan untuk dipraktekan sebagai pegangan hidup secara konsekuen.

2.      Kedisiplinan
Disiplin adalah sikap menundukan diri pada prinsip-prinsip hidup yang diyakini dan dipegang. Untuk mencapai disiplin diri, kita menjalani hidup dengann berkiblat pada prinsip-prinsip hidup yang benar dan pada selera, rasa atau perasaan, minat sesat, keinginan mendadak, atau cita-cita kabur, dan bukan pula pada faktor-faktor yang ada diluar diri kita, seperti menyenangkan orang, mendapatkan nama baik dan pujian, diberi kepercayaan dan jabatan, dan sebagianya. Jika kita berpegang pada prinsip, kita mendapatkan patokan dan tuntunan hidup untuk mewujudkan visi, mewujudkan misi, dan melaksanakan peran kita. Sebaliknya, jika kita tidak berpegang pada prinsip, kita mudah terombang-ambing dan akhirnya kehilangan visi dan misi, serta lupa akan peran kita.

3.      Kegigihan dan Kebijaksanaan
Gigih berarti mau terus bekerja meski pekerjaan yang kita lakukan berat dan menekan. Dengan sikap gigih, pribadi kita ditempat, tekad kita diperkuat, dan motivasi kita di perkokoh. Bijaksana berarti berani mengambil resiko, tetapi sudah mempertimbangkan masak-masak segala konsenkuensi negatif dan positifnya. Dengan kebijaksanaan, kita berani mengambil inisiatif, berani memulai sesuatu yang baru, berani merintis yang belum ada dengan menyadari dan mengetahui resikonya, serta siap menanggung konsekuensi-konsekuensinya.
4.      Etika kerja
Etika kerja adalah pemikiran yang mendalam-mulai dari sebab sampai alasan yang terakhir-mengenai lingkup, seluk-beluk, makna, tujuan, manfaat, cara melaksanakan, dan dampak kerja bagi pribadi manusia, masyarakat, dan dunia. Etika kerja membantu kita memendang pekerjaan bukan melulu sebagai sumber nafkah, melainkan sebagai panggilan hidup, sarana untuk mengembangkan diri, dan medan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan pekerjaan yang kita emban, kita mau mengisi hidup secara berarti, mengembangkan kemampuan dan kecakapan kita, dan membangun hubungan dengan orang lain untuk bersama-sama membangun masyarakat dan dunia. Disamping itu, dengan etika kerja yang baik, kita bekerja bukan hanya demi diri kita sendiri atau lembaga tempat kita bekerja, melainkan juga bagi sesama masyarakat bahkan dunia.

C.   Sifat yang harus dikembangkan



1.    Berminat dan mampu mengembangkan dan dikembangkan
Kita berminat dan mampu berkembang dan dikembangkan jika kita berminat untuk mengembangkan diri serta mempunyai kemampuan untuk dikembangkan. Dengan minat untuk berkembang, kita akan mudah menerima masukan-masukan dan pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk pengembangan diri dan kerja kita. Dengan kemampuan untuk dikembangkan, kita mempunyai modal untuk dikembangkan. Jika mempunyai minat dan kemampuan untuk berkembang dan dikembangakan, melalui sistem dan metode pengembangan diri yang bagus dan sesuai, kita mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil berkembang dan dikembangkan.
2.    Murah hati
Murah hari (generous) merupakan sikap untuk tidak setengah setengah dalam hidup dan bekerja. Sebagai pekerja, dengan kemurahan hati, kita bersedia mengerjakan apa saja yang diserahkan kepada kita untuk mencapai tujuan lembaga, juga jika pekerjaan itu tidak termasuk ke dalam tugas kita. Kesediaan ini menjadi petunjuk  bahwa kita memiliki kebesaran hati dan mau menerima tugas dengan tanggung jawab yang lebih besar. Dengan demikian, berarti juga bersedia menerima pelatihan dan pendidikan yang diperlukan untuk mengembang tugas yang lebih berat.
3.    Bertanggung jawab dalam bekerja
Bertanggung jawab mempunyai dua sisi, yaitu responsibilitas dan akuntabilitas. Dari sisi responsibilitas, bertanggung jawab berarti mau menerima tugas dan mengerjakan tugas itu dengan sepenuh hati, pikiran, dan tenaga sampai tuntas dan siap menerima segala konsekuensinya. Dari sisi akuntabilitas, bertanggung jawab berarti siap memberi pertanggung jawaban dan siap diminta pertanggungan atas tugas yang sudah kita laksanakan. Ketika kita gagal atau tidak berhasil dalam melaksanakan tugas, kita tidak memberi dalih, melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, atau mencari kambing hitam. Bertanggung jawab berarti kitalah yang telah melaksanakan tugas itu dan kita juga yang menanggung segala akibat dari hasil pelakasanaan tugas itu, baik positif maupun negatif. Dengan bertanggung jawab, kita berusahan menjadi pekerja yang mandiri dan tetap bekerja baik walaupun tidak diawasi. Selain itu, kita loyal terhadap lembaga dan berdedikasi untuk membantu lembaga mencapai tujuannya.

D.  Tujuan Pengembangan diri
Tujuan kita mengembangkan diri yaitu:
1.    Mendapatkan rasa aman
Menurut Abraham Maslow, keamanan merupakan salah satukebutuhan dasar manusia. Di dunia kerja, keamanan itu meliputi kondisi kerja, asuransi kesehatan, gaji pada waktu berhalangan kerja, koperasi simpan pinjam, program pengembangan, dan dana pensiun. Akan tetapi, keamanan dan rasa aman yang kita cari dengan pengembangan diri bukanlah keamanan dari luar seperti itu, melainkan keamanan dari dalam, yaitu keamanan batin. Keamanan seperti itu kita dasarkan atas kemampuan untuk memberi sumbangan di dalam hidup, kecakapan dalam kerja, watak, dan kepribadian yang sudah berkembang secara lengkap dan utuh: lahir-batin, jasmani rohani, material-spritual. Kita merasa aman karena kita telah berhasil memodifikasi sikap dan perilaku kita menjadi lebih baik, menambah kemampuan dan kecakapan kita, serta meningkatkan prestasi kerja kita. Rasa aman menjadi modal yang tidak ternilai tenang dalam hidup dan kerja kita.
2.    Kemantapan hidup
Kemantapan hidup adalah keadaan hidup di mana kita tidak mudah
goyah dan digoyahkan, baik oleh factor-faktor yang ada di dalam diri
kita, seperti selera, emosi, ambisi, atau mimpi, maupun faktor-faktor di
luar diri kita, seperti rekan kerja, atasan, lembaga, masyarakat, bahkan dunia. Kemantapan hidup seperti ini merupakan hasil komitmen yang sudah dibuat dan sikap konsekuen untuk memenuhi komitmen itu. Ini berarti bahwa kita sudah berhasil menciptakan kepaduan antara visi, misi, dan peran kita dengan cara hidup, perilaku, dan cara kerja kita. Untuk dapat hidup mantap, kita membutuhkan credo dan keyakinan.
Credo berasal dari kata latin credere yang berarti ‘percaya’. Maka, credo berarti ‘aku percaya’. Credo adalah serangkaian hal dan nilai yang kita percayai dan kita pegang sebagai pegangan dan pedoman hidup. Dalam credo itu terkandung prinsip-prinsip yang kita gunakan untuk mengendalikan dan mengarahkan hidup, perilaku, dan kerja kita. Prinsip-prinsip tersebut berkaitan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan Tuhan. Keyakinan adalah perasaan pasti akan kebenaran dan kebaikan suatu hal, nilai, atau prinsip. Keyakinan menjadi sumber tekad dan kemauan hidup. Kita boleh memiliki kemampuan dan kecakapan yang bagus, tetapi jika kita tidak mempunyai keyakinan akan hal yang kita kerjakan, kita tidak akan mendaya gunakannya. Tanpa tekad dan kemauan, kita tidak akan bergerak atau berbuat sesuatu. Sebaliknya, dengan keyakinan, kita akan mengambil langkah dan tindakan untuk mencapai sesuatu. Oleh keyakinan, arah hidup ditetapkan dan kemampuan serta kecakapan dimanfaatkan. Kesedihan untuk berkembang membuat kita para pekerja tidak pasif karena kita terus-menerus didorong untuk memanfaatkan segala kesempatan untuk maju. Meskipun lelah, dengan menggunakan
tenaga yang tersisa, kita bersedia mengikuti berbagai acara pengembangan seperti ceramah, seminar, penataran, dan sebagainya. Dengan menjadi manusia yang berkembang, kita akan mendapatkan rasa aman dan kemantapan hidup, yaitu dua hal yang kita perlukan untuk dapat melaksanakan kerja kita perlukan untuk dapat melaksanakan kerja kita secara professional, efisien, efektif, dan produktif. Demi masa depan kita, entah berguna untuk mendapatkan promosi atau tidak, sebaiknya kita terus berusaha mengembangkan diri dengan mengambil usaha-usaha pengembangan agar menjadi pekerja yang dapat diandalkan. Dengan menjadi pekerja yang dapat diandalkan, kita menjadi pekerja yang berharga dan dihargai oleh lembaga.

E.   Trend dunia kerja
Dengan sikap-sikap itu, jika kita diberi kesempatan pengembangan, kita siap untuk menerima dan memanfaatkannya. Dalam rangka pengembangan diri itu, kita sebaiknya mengetahui trend dunia kerja dewasa ini. Tujuannya agar kita dapat mengembangkan diri sejalan dengan tuntutan dunia kerja sekarang.
Akhir-akhir ini dalam dunia kerja mulai terjadi pergeseran dari pengelolaan
pekerja gaya lama ke pengelolaan pekerja yang baru. Bidang-bidang yang
mengalami pergeseran tersebut yaitu:
1.    Jaminan pekerja
Dalam pengelolaan pekerja gaya lama, lembaga menanggung hampir
seluruh jaminan pekerja, seperti jaminan kesehatan, gaji pada waktu
berhalangan, jaminan hari tua, pensiun, bahkan transportasi dan perumahan. Namun, dalam pengelolaan pekerja gaya baru, lembaga
hanya menanggung beberapa jaminan, misalnya jaminan kesehatan,
sedangkan jaminan-jaminan lain diserahkan kepada pekerja gaya
lama, gaji pekerja dipotong untuk bermacam-macam iuran jaminan,
sedangkan dalam pengelolaan pekerja gaya baru, praktis lembaga
memberikan seluruh upah atau gaji pekerja plus segala potongan potongan yang dahulu diambil untuk berbagai iuran jaminan dan membiarkan pekerja mengurus sendiri jaminan-jaminan yang mereka perlukan.
2.      Pengembangan pekerja
Dalam pengelolaan pekerja gaya lama, lembaga mengambil tanggung
jawab penuh atas seluruh pengembangan karier pekerja. Lembaga menempatkan pekerja di suatu bagian kerja, memberi mereka kedudukan, jabatan, dan tugas kepada pekerja, mengatur serta mengarahkan kecakapan kerja, lembaga memberikan pelatihan pelatihan kerja, sedangkan untuk mengembangkan diri pekerja, lembaga mengirimkan pekerja untuk menghadiri seminar, ceramah, atau penataran. Dan untuk membantu agar pekerja mendapatkan ijazah pendidikan yang lebih tinggi, lembaga mengirimkan pekerja untuk studi lebih lanjut. Dalam pengelolaan pekerja gaya baru, seluruh pengembangan pekerja diserahkan kepada masing-masing pekerja. Kepada pekerjayang berhasil meningkatkan atau menambahkan kecakapan kerja,kepribadian dan pendidikannya, lembaga akan memberikan tugas yang lebih sesuai atau memberikan promosi. Jika di dalam lembaga ada lowongan kerja, lembaga mencari di antara pekerja-pekerjanya yang memenuhi syarat-syarat untuk mengisi lowongan kerja itu. Jika tidak ditemukan di dalam lembaga, maka lembaga mencari tenaga di luar lembaga untuk mengisi lowongan tersebut. Singkatnya, pekerja yang mau promosi ke tingkat kerja yang lebih tinggi, atau menduduki jabatan yang lebih terhormat di dalam lembaga dipersilakan berusaha sendiri untuk mencari dan memenuhi syarat-syarat kepribadian, kemampuan, kecakapan, dan ijazah yang dituntut.
3.    Sistem kerja
Dalam pengelolaaan pekerja gaya lama, pada umumnya pekerja hanya menjadi pelaksana individual atau menjadi petugas perorangan. Dan pekerja yang baik adalah pekerja yang mampu dan cakap dalam kerja mereka, bekerja baik, rajin, disiplin, tekun, serta tertib dan taat terhadap segala peraturan lembaga.Dalam gaya pengelolaan pekerja gaya baru, pekerja bekerja dalam suatu tim kerja. Dengan demikian, pekerja tidak cukup hanya menjadi pekerja perorangan yang baik, tetapi juga harus mampu bekerja dalam tim dan berperan sebagai anggota tim kerja yang baik. Pekerja dalam pengelolaan pekerja gaya baru haruslah menjadi pekerja yang mampu dan bersedia bekerja sama dengan rekan-rekan kerjanya. Kemampuan untuk bekerja sebagai anggota tim kerja menuntut
mentalitas yang tidak dengan sendirinya dimiliki oleh pekerja perorangan yang baik. Mentalitas itu perlu diajarkan dan dilatihkan.

4.    Perubahan kerja
Perubahan kerja dalam pengelolaan pekerja gaya lama mirip dengan perubahan kerja di kalangan pegawai negeri. Dalam pengelolaan
pekerja gaya lama, pekerja di dalam lembaga lebih kurang tetap dan
karier pekerja lebih kurang dapat diramalkan. Pekerjaan di lembaga
biasanya dibagi menjadi bagian produksi, pemasaran, personalia, dan
keuangan. Karena itu, pekerjaan pekerja biasanya tetap. Jika ada seorang pemuda, lulusan STM bagian mesin, pada awal kerja diterima di bagian produksi, maka sampai pensiun, ia akan tetap bekerja dibagian produksi. Dalam pekerjaan yang tetap itu, seseorang dimasukkan ke dalam pangkat golongan I, maka jika memenuhi syarat, pada waktunya ia akan dinaikkan ke dalam pangkat golongan II, dan seterusnya. Perubahan kerja dalam pengelolaan pekerja gaya baru mirip dengan perubahan kerja diperusahaan modern. Dalam pengelolaan pekerja gaya baru, pembagian pekerjaan mungkin tetap sama, yaitu bagian produksi, pemasaran, personalia, dan keuangan. Akan tetapi, pengembangan bagian pekerjaan itu disesuaikan dengan tuntutan pasar dan kebutuhan konsumen. Maka, perubahan orientasi dan target kerja, peniadaan pekerjaan yang ada dan penciptaan pekerjaan baru merupakan hal yang biasa. Dalam lembaga kerja seperti itu mutasi, promosi, pengeluaran tenaga lama, dan pemasukan tenaga baru dapat terjadi setiap saat. Karena itu, pekerjaan pekerja dapat cepat berganti dan kariernya tidak mudah diramalkan. Perubahan di dunia kerja itu berguna sebagai latar belakang dan kerangka acuan bagi kita dalam mengembangkan diri. Dengan mengetahui perubahan-perubahan di dunia kerja itu, pengembangan diri dapat kita sesuaikan.

F.    Pentingnya pengembangan diri
Setiap momentum pergantian tahun dalam perjalanan hidup kita, selalu
kita iringi dengan melakukan muhasabah. Hal ini dilakukan bukan sekedar
untuk mengenang masa lalu, namun sebagai persiapan untuk menghadapi masa depan. Dengan melakukan muhasabah, kita dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan, peluang maupun tantangan yang kita miliki. Bulan Ramadhan yang baru lalu, saya berkesempatan berkunjung ke Jepang. Saat itu, saya menyaksikan fenomena peradaban modern Asia melalui interaksi dengan masyarakat Jepang yang dinamis, makmur secara materi, dan memiliki teknologi maju sehingga mampu menjadi keajaiban Asia . Meskipun di sisi lain, kehidupan mereka sebenarnya timpang dan menjadi ironi bila diukur dari parameter ukhrawi.
Negara Jepang, dengan caranya sendiri mampu mengantarkan masyarakatnya menjadi masyarakat dengan peradaban modern. Rahasia
pencapaian kemajuan mereka adalah Keizen. Kaizen adalah konsep yang
diperkenalkan oleh Masaaki Imai, seorang pakar produktivitas perusahaan
Jepang. Imai yang sejak tahun 1950-an mempelajari produktivitas industri
Amerika kemudian menulis buku Kaizen, The Key to Japan s Competitive
Success (1986) yang berisi rahasia keberhasilan perusahaan dan industri
Jepang. Strategi Kaizen merupakan konsep tunggal manajemen Jepang yang menjadi kunci sukses dalam persaingan. Kaizen berarti penyempurnaan secara kontinyu dan melakukan pengembangan secara total dengan melibatkan semua unsur dan potensi yang ada. Kaizen berorientasi pada proses dan usaha yang optimal, berbeda dengan manajemen Barat yang lebih berorientasi pada hasil. Esensi konsep Keizen dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bentuk upaya untuk selalu mengembangkan dan menyempurnakan kemampuan, prestasi dan produktivitas spiritual, intelektual, fisik maupun material secara kaffah alias total.

G.   Upaya Pengembagan diri
Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses
ini disebut oleh Stephen R. Covey dalam The 7 habits of Highly Effective
People (1993) sebagai konsep asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan,
menurut Covey mesti meliputi empat dimensi yaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional. Pembaruan fisik dapat dilakukan dengan melalui olahraga, asupan nutrisi, dan upaya pengelolaan stres. Pembaruan spiritual dapat diraih melalui penjelasan tentang nilai dan komitmen, melakukan studi atau kajian dan berkontemplasi atau berdzikir. Dimensi mental dapat diperbarui melalui kegiatan membaca, melakukan visualisasi, membuat perencanaan dan menulis. Adapun dimensi sosial/emosional diasah melalui pemberian pelayanan, bersikap empati, melakukan sinergi dan menumbuhkan rasa aman dalam diri. Dalam proses pengembangan diri diperlukan keseimbangan (tawazun) dan sinergi (tanasuq) untuk mencapai hasil optimal sebagaimana yang diharapkan. Pengembangan diri tidak muncul begitu saja. Untuk meraihnya, diperlukan latihan dengan pola seperti spiral. Pola ini melatih kita untuk bergerak ke atas sepanjang spiral secara terus-menerus. Pola spiral ini memaksa kita untuk melalui tiga tahap kegiatan yakni belajar, berkomitmen, dan berbuat. Latihan ini harus terus-menerus berjalan secara berulang-ulang sampai kualitas dan produktivitas diri kita menjadi semakin tinggi.

H.   Hal-hal yang harus dilakukan dalam pengembangan diri
Dalam melakukan pengembangan diri, kita memerlukan tolok ukur yang
nyata dan aplikatif untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan yang
telah kita capai . Konsep Sharpening Our Concept and Tools (SHOOT) yang dikembangkan oleh Lembaga Manajenen Terapan Trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh daftar aktivitas pengembangan diri.

1.       Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak acuh dengan lingkungan sekitar;
2.      Menjalin hubungan dengan orang lain;
3.      Mengelola waktu secara efektif;
4.      Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan.
5.      Jangan malas mencari pengetahuan baru;
6.      Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi;
7.      Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar  jadwal kita menjadi teratur.;
8.     Menentukan batas-batas kekuasaan dan otoritas yang kita miliki
9.      Jelas agar kita dapat leluasa berkembang;
10.  Mendengarkan dengan seksama;
11.   Melakukan pengambilan keputusan dengan baik;
12.  Membiasakan membuat teknik perencanaan (planning) yang baik.

I.      Proses Pengembangan diri

1.    Pancarkan Antusiasme Anda
Menerapkan Prinsip-Prinsip Bertindak kedalam kehidupan nyata akan
mempertinggi jiwa anda dan mengangkat semangat anda. Anda akan
merasakan kenikmatan dan semangat untuk hidup. Anda akan menjalani hari-hari yang penuh dan lebih baik. Hal ini terjadi karena anda telah memanfaatkan saat-saat hening anda untuk berpikir, mengorganisasikan dan memprioritaskan hidup anda. Anda akan mencintai banyak hal dan hal-hal tersebut akan menjadi bagian dari hari-hari anda. Anda akan selalu berada di bawah kendali. Setiap hari anda akan melakukan hal-hal baik untuk diri anda sendiri maupun orang lain. Kata-kata seperti membosankan, ejekan, tidak berarti, akan jarang mewarnai kerja dan hubungan dan Dengarlah CD kesukaan anda. Telponlah teman. Bacalah buku-buku yang bagus. Tersenyumlah. Dengarkan. Lihat. Rasakan. Baui . Jalan jalanlah dan lihat seluruh keajaiban dunia anda. Tunjukkan kepada semua orang bahwa hidup adalah suatu yang berharga. Jadilah seorang motivator. Tanyai orang lain tentang tujuan mereka dan bagaimana anda mungkin membantu mereka. Buatlah orang orang merasa menjadi bagian dari sebuah tim yang berhasil. Mintai mereka masukan. Yakinkan bahwa setiap orang terlibat dan di beri informasi. Berikan insentif kinerja. Cari kesempatan untuk memuji dan memberi imbalan. Antusisme adalah sesuatu yang mudah menular.

2.    Master Sukses
Ada master di dalam diri anda yang menjadi panutan. Master tersebut
adalah anda pada kondisi yang terbaik. Teruslah berusaha. Anda tenang, tenggang rasa, sabar dan percaya diri. Anda jujur, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Anda loyal dan menarik. Anda rendah hati dan menghormati orang lain. Anda tagguh, percaya diri, tekun dan pekerja keras. Anda terorganisir, anggun dan stabil. Anda selalu ingin tahu dan mau di ajar. Anda sehat, bersemangat dan entusiastik. Anda baik hati, bersahabat, suka membantu dan dermawan. Anda berani dan gigih. Anda bermoral dan beretika.

3.    Berani Mengambil Resiko Gagal
Bersiap-siaplah. Saat ini adalah saat yang paling baik bagi anda untuk memulai tindakan-tindakan yang positif. Anda selalu berlatih dan anda
punya kepercayaan diri dalam mempersiapkan tindakan anda. Jangan
biarkan diri anda dikalahkan oleh keraguan. Anda menyadari bahwa saatnya akan datang dimana anda harus bertindak. Jika anda ragu terlalu lama, keraguan tersebut akan selalu menyelimuti dan berubah menjadi ketakutan. Ya, anda bisa tersandung. Ya, anda bisa ditolak. Ya, anda mungkin gagal. Inilah hidup. Para penakluk kehidupan setuju bahwa dalam berusaha mereka mungkin harus menyesuaikan dirinya, bahkan memulainya kembali berkali-kali. Perbedaan antara orang sukses dengan yang lainnya bukan pada apakah anda membuat kesalahan atau bahkan gagal untuk sementara waktu, tetapi perbedaanya pada bagaimana respon anda.. Kebanyakan orang mencari jaminan sebelum mengambil tindakan. Namun, dalam usaha pencarian jaminan tersebut, mereka sering menerima peringatan yang dapat dengan mudah digunakan sebagai alasan untuk tidak bertindak. Waspadalah, karena mereka yang paling mencintai andalah yang mungkin memperingatkan anda paling keras agar tidak mengambil resiko.

4.    Ciptakan Perubahan
Status quo mungkin kondisi yang menyenangkan, namun karena harus terjadi perkembangan, maka harus ada perubahan. Karena anda mencari perkembangan, maka anda harus mencari perubahan. Jangan anda lihat lingkungan anda sebagaimana adanya, namun bagaimana seharusnya dan seyogyanya. Anda mencari perubahan karena anda perlu mencari jati diri yang lebih baik sehingga anda dapat memainkan peran anda dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Pertama, ubahlah diri anda sendiri. Bisakah anda mengubah hari-hari anda dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk keluarga anda? Bisakah anda mengubah rutinitas makan siang anda dan menyempatkan waktu untuk berjalan-jalan? Dapatkah anda saat pulang dari kantor menyempatkan diri untuk berhenti sejenak di panti asuhan selama dua puluh menit dan mengunjungi sesorang yang
tidak pernah di kunjungi orang lain? Bisakah anda mengubah kantor anda dan menyempatkan waktu untuk menghubungi lebih banyak orang lagi Apakah konsekuensi dari tidak adanya perubahan? Sadarlah bahwa banyak orang yang tidak membuat perencanaan karena mereka tidak ingin mengambil resiko dari perubahan.. Tidak melakukan banyak hal dalam hidup anda adalah hal yang lebih mudah dan aman daripada mengambil resiko, tapi anda akan menjadi orang yang kerdil. Maka dari itu carilah perubahan yang bisa membuat anda menjadi semua yang anda inginkan.

5.    Terimalah Perbedaan
Lihatlah setiap orang sebagai individu dan bukan sebagai bagian sebuah kelompok. Seluruh manusia dari seluruh negara dan budaya pada dasarnya adalah sama tanpa memandang ras, warna, keyakinan atau jenis kelamin. Percayalah dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa sebagian besar orang-orang yang anda temui, jadikan teman atau ajak ber bisnis lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya dengan anda. Orang pada dasarnya baik. Sebagian besar orang bertindak baik. Mereka tidak punya maksud menyakiti anda dan akan membantu anda pada saat anda membutuhkan. Jangan buang-buang waktu anda untuk memikirkan yang sebaliknya. Jangan menjadi pihak yang membuat rumor atau gosip. Tolaklah kebijakan yang bersifat stereotip, memecah belah dan merendahkan diri yang mengelompokkan orang kedalam kategori-kategori. Jadilah orang pertama yang membangun jembatan toleransi dan kesepahaman.

6.    Jadilah Seorang Pejuang
Pejuang mempunyai sifat tangguh dalam kesetiaan, kehebatan, ketetapan hati, bersikap, berinisiatif, daya tahan, keberaniaan dan kekuatan tekad. Para pejuang bersifat lembut dalam ketenangan, percaya diri dan pengasih. Para pejuang sering diundang maju manakala yang lain berkeinginan mundur. Para pejuang ada di dalam peperangan dan dalam kehidupan setiap hari. Orang lain mungkin bersikap kasar, mementingkan diri sendiri dan bereaksi dengan penuh kebencian terhadap anda. Meskipun demikian, tetaplah sopan. Mereka yang anda tolong mungkin mengeluh dan tidak berterima kasih. Meskipun demikian, tetap tolong mereka. Kata-kata jujur anda mungkin di bantah dan direndahkan. Meskipun demikian, tetaplah bersuara. Keberhasilan mungkin melibatkan banyak kesalahan dan kekecewaan. Meskipun demikian, teruslah berusaha untuk sukses. Bantuan anda mungkin terlalu kecil. Meskipun demikian, tetaplah memberi. Seorang pejuang adalah teladan, selalu siap untuk berkembang dan melayani orang lain.

7.    Tetaplah Fokus

Di dalam perjuangan hidup, anda akan sering menerima pukulan. Beberapa pukulan tersebut mungkin menyakitkan. Namun hal itu juga akan lewat. Anda adalah pusat dari semesta. Penuhi keperluan anda
dulu. Kemudian pergilah ke keluarga, teman, tetangga dan pekerja
anda. Bergeraklah ke komunitas yang lebih besar. Jangan gunakan kata menyelamatkan dunia sebagai alasan anda untuk melupakan keluarga anda. Jangan biarkan orang lain menekan dan meburu anda untuk bertindak sebelum anda putuskan mana yang terbaik. Hal terpenting yang bisa diberikan seorang bapak kepada anak-anaknya adalah dengan mencintai ibu mereka. Berdirilah dengan lutut agak membengkok. Tadahkan kepala. Bernafaslah yang dalam dari perut anda. Anda adalah bagian yang sangat kecil dari benda-benda yang maha besar. Anda menyatu dengan semesta. Anda adalah segala sesuatu dan bukan sesuatu. Tetaplah tenang, seimbang dan waspada.

8.    Jagalah Penampilan Anda

Penampilan anda yang memuaskan menunjukkan keanggunan dan
kelembutan yang sederhana. Anda tampil kuat secara fisik, emosional
dan spiritual, dan anda tampak bahkan masih mempunyai cadangan kekuatan yang lebih besar. Anda tenang, terkoordinasi dan seimbang Anda mengarahkan dengan keyakinan yang mantap dan mudah. Tenanglah. Pertimbangkan dengan matang. Mantaplah dan waspadalah. Tampillah dengan bagus. Berbahagialah. Tegakkan kepala dan tarik pundak anda ke belakang. Jaga pandangan mata lurus ke depan. Bernafaslah yang dalam. Berbicaralah dengan suara lembut dengan cara yang penuh tenggang rasa. Jangan terlalu sering memotong pembicaraan. Bicaralah yang singkat. Berjalanlah dengan tujuan. Jangan terburu-buru. Berjabat tanganlah dengan mantap. Mata anda adalah mata yang bersahabat. Anda bersikap hormat. Tersenyumlah yang tulus. Anda menunjukkan gaya dan kelas. Kesan pertama tak akan terlupa. Sesuatu yang anda inginkan akan dating sebagai hasil dari sikap baik dan ketekunan anda. Berhentilah sejenak dan nikmati saat-saat itu. Mulailah bekerja.

9.    Lakukan Yang Anda Rasakan

saat terbaik untuk melakukannya. Jika anda bahagia, tersenyumlah. Jika anda berani, bertindaklah. Jika anda mendapatkan layanan yang bagus, pujilah. Jika anda merasa bersemangat, lakukan sesuatu yang positif. Jika anda mempunyai lelucon yang bagus, ceritakanlah. Jika anda mempunyai kelebihan, beramallah. Jika anda ingin kaya, menabung dan berinvestasilah. Jika sesorang perlu pertolongan, bantulah atau berkatalah yang lembut. Jika anda berjanji, tepatilah. Jika anda ingin melihat sesuatu menjadi lebih baik, berikan suara anda pada wakil anda.

10. Kembangkan Rasa Humor Anda

Di segala bidang kehidupan, kelucuan yang spontan, tawa yang tulus,
senyum dan rasa humor yang hangat selalu di hargai. Agar menjadi
orang yang pintar ber humor, sering ceritakan humor. Praktikkan. Tirulah komedian yang anda kagumi atau teman-teman anda. Mulailah mengumpulkan lelucon. Pastikan selalu bahwa lelucon anda bukan lelucon kotor dan tidak menyerang. Fokuskan pada subjek lucu yang universal anda. Kebanyakan humor yang terbaik adalah yang bercerita tentang diri sendiri. Oleh karena itu, anda harus belajar menertawai diri sendiri. Dalam perjalanan anda menuju sukses, akan anda temui banyak sandungan dan kegagalan, yang menyediakan banyak kesempatan kepada anda untuk mengubah halhal yang tidak diharapkan tersebut menjadi bahan lelucon pengurang stress. Jangan terlalu terganggu oleh masalah-masalah kecil. Jadikan masalah-masalah tesebut sebagai bahan tertawaan. Selalulah ramah. Humor akan menambah daya tarik anda.

Solusi Mengatasi Hambatan Dalam Pengembangan Diri
Memang banyak aspek penghambat pengembangan kepribadian kita,
namun sebenarnya masalah itu bisa diatasi dengan cara: Bicara adalah perkara mudah. Namun, hanya bicara yang diikuti oleh tindakan yang dapat membuat segalanya menjadi lebih baik. ·Anda tidak akan dapat mencapai kemajuan apabila selalu mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama. Oleh karena, mengubah cara harus sering dilakukan meskipun dapat membuat anda merasa kurang nyaman.·Anda harus berusaha menghentikan kebiasaan yang tidak baik dengan sungguh-sungguh. Semakin lama anda tenggelam dalam perilaku yang merugikan diri sendiri, semakin lama anda harus berjuang untuk menghentikannya.·Menghindari tindakan yang anda kuatirkan akan gagal hanya dapat mengurangi kecemasan anda sementara. Dalam jangka panjang, penghindaran ini justru dapat berakibat buruk. Oleh karena itu lebih baik menghadapinya, ketimbang mengindar. Makin sering anda berfikir bahwa anda tidak berguna dan tidak berharga setelah mengalami kegagalan, semakin sulit anda mencapai keberhasilan. Kalau anda ingin menemukan kedamaian dan kegembiraan di dunia dan Insya Allah disurga nanti, atau ingin menjadi lebih baik, anda harus memaksa diri untuk melakukannya.

PENUTUP

Sikap pengembangan diri perlu dibangun karena menentukan gaya
manajemen pengembangan diri anda. John Maxwell dalam The Winning
Attitude; Your Key to Personal Success (1993) menyimpulkan bahwa sikap hidup menentukan tindakan, pola hubungan dengan orang lain, perlakuan yang kita terima dari orang lain, keberhasilan dan kegagalan, menentukan hasil akhir, cara pandang yang positif dan optimis. Ia juga menyatakan, sikap anda sekarang adalah hasil dari sikap-sikap anda selama ini. Oleh karena itu sangat tepat jika kita selalu berpegang pada pesan Nabi saw dalam hadits riwayat al-Bukhari, segala aktivitas ditentukan oleh niat dan seseorang akan menuai hasil aktivitasnya sesuai dengan niatnya. Niat itulah sebenarnya yang merupakan benih dari sikap diri sehingga perlu dijaga kesucian dan kekuatannya. Dengan demikian, niat dapat memberikan energy positif dalam pengembangan diri. Nabi juga bersabda bahwa sangatlah beruntung seseorang yang senatiasa menyibukkan diri dengan kekurangannya, ketimbang mengorek kekuarangan orang lain. (QS. Ali-Imran: 110-194)

DAFTAR PUSTAKA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Konsep Nilai, Moral, Norma dan Etika

Setidaknya ada empat konsep yang berkaitan dengan sikap perilaku seorang manusia, yaitu Etika, Norma, Moral dan Nilai. Dari beberapa konsep dan teori dapat disintesa sebagai berikut: Konsep Mengatur Membentuk Contoh Nilai Benar – Salah Perilaku Keyakinan, Budaya Moral Baik – Buruk Perilaku Kesusilaan Norma Boleh – Tidak Boleh Sikap Kode Etik, Aturan Organisasi, Etika Tepat – Tidak Tepat Sikap Sopan Santun, Tata Krama Moral adalah kepahaman atau pengertian mengenai hal yang baik, dan hal yang tidak baik, sedangkan Etika adalah tingkah laku manusia, baik mental maupun fisik mengenai hal-hal yang sesuai dengan moral itu. Obyek etika adalah pernyataan-pertanyaan moral.   Etika dapat dibedakan menjadi 3 macam: ü   Etika sebagai ilmu , kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian dari perbuatan seseorang. ü   Etika dalam arti perbuatan , perbuat

Integrasi Data Dukcapil dengan Mal Pelayanan Publik

KURIKULUM DIKLAT PEKAN PEMBEKALAN KADER PELOPOR REVOLUSI MENTAL IPDN

A. KURIKULUM DIKLAT PEKAN PEMBEKALAN  KADER PELOPOR REVOLUSI MENTAL IPDN TAHUN 2016 MATERI Penyelenggaraan Diklat Pekan Pembekalan Kader Pelopor Revolusi Mental IPDN Tahun 2016 adalah pendidikan berbasis kompetensi dalam mendukung kinerja sumber daya aparatur yang terfokus pada kemampuan aparatur di lapangan, sehingga terbentuknya kurikulum dan struktur pembelajaran sebagai berikut: 1. Materi Dasar: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Trisakti 2. Materi Inti : Revolusi Mental dan Nawacita, Praja Pelopor Revolusi Mental, Kader Pelopor Revolusi Mental dan Aparatur Pelopor Revolusi Mental, Isu-Isu Strategis dan Analisis Sosial 3. Materi Penunjang Komitem Kader Pelopor Revolusi Mental, Pentas Budaya Revolusi Mental dan Renungan Ke